Chief of Staff

Chief of Staff

Chief of Staff bakal membuat Anda merasa terpsenona. Siapa yang tidak terpikat oleh pesona drama Korea? Drama Korea atau yang lebih populer disebut drakor telah menjadi bagian dari budaya hiburan yang mendunia. Salah satu drakor terbaru yang sedang mencuri perhatian.

Drama yang mengusung kisah politik penuh intrik ini telah menghipnotis para penonton sejak penayangan perdana dua episode pada 14 Juni lalu. Melalui JTBC dan Netflix, kisah drama ini hadir dengan bintang utama Lee Jung Jae dan Shi Min Ah yang tidak diragukan lagi populer dan disukai banyak orang.

Review Singkat Chief of Staff

Di tengah dunia politik yang kompleks, “Chief of Staff” memperkenalkan kita pada tokoh utamanya, Jang Tae Jun (Lee Jung Jae), seorang kepala staf ahli dari anggota parlemen bernama Song. Meskipun memiliki latar belakang lulusan akademi polisi dengan nilai tertinggi, ambisi Tae Jun membawanya memilih karir di dunia politik sebagai seorang staf ahli.

Sosoknya cerdas, manipulatif, karismatik, dan berdarah dingin, tak terhitung berapa banyak perhitungan yang telah ia lakukan. Mendukungnya, ada tim staf ahli yang tanggap dan cekatan dalam menerjemahkan setiap instruksi taktis yang diberikannya. Mereka menjadi aset berharga bagi anggota parlemen Song yang, sayangnya, kurang kredibel dan seringkali berperilaku buruk.

Yang menarik, Tae Jun ternyata menikah dengan Kang Sun Young (Shi Min Ah), seorang anggota parlemen dari kubu berseberangan dengan anggota parlemen Song. Perempuan cantik, cerdas, dan ambisius ini dapat berubah menjadi manis di depan suaminya, menciptakan chemistry yang kuat antara mereka sejak awal.

Meskipun posisi mereka berbeda, sebagai staf ahli dan anggota parlemen, hal ini tidak menjadi masalah dalam hubungan mereka. Mereka saling menghormati dan mendukung satu sama lain, walaupun harus berhadapan di kubu yang berseberangan.

Permainan Perebutan Kekuasaan

Seperti dalam kehidupan politik nyata, intrik dan permainan kekuasaan menjadi bumbu utama dalam “Chief of Staff.” Kisahnya dipenuhi dengan kecerdasan penulis naskah Lee Da Il yang mengalir dengan cepat dan mudah dicerna oleh penonton.

Dalam episode perdana, drama ini berhasil meningkatkan tensi dengan cepat, menarik penonton masuk ke dalam labirin politik yang penuh dengan intrik dan permainan kotor. Keahlian Tae Jun dalam sandiwara politik adalah salah satu daya tarik utama, dan tanpanya, anggota parlemen Song yang kurang kompeten dan memiliki sifat buruk tidak akan pernah mencapai posisi yang mereka miliki.

Namun, kenyataannya, Tae Jun tidak sepenuhnya dihargai oleh anggota parlemen Song yang selalu siap untuk membuangnya kapan saja. Demikian pula, Kang, meskipun memiliki bakat luar biasa sebagai juru bicara partai, berada di ambang penggusuran karena ada pihak lain yang dianggap lebih menguntungkan bagi mesin partai.

Kini, mari kita merenungkan pemikiran yang dalam sebagaimana yang diajarkan oleh peneliti Lely Arrianie dalam karyanya yang berjudul “Sandiwara di Senayan: Studi Dramaturgis Komunikasi Politik di DPR RI.” Dalam penelitiannya, Lely menyatakan bahwa tingkah laku para politikus yang kita saksikan di media hanyalah sebuah panggung drama belaka.

Tidak terkecuali dalam “Chief of Staff,” kita dapat melihat betapa kehidupan politik sebenarnya merupakan sebuah pertunjukan dramatis, di mana aktor-aktor handal seperti Tae Jun dan Kang memainkan peran-peran mereka dengan apik.

Penonton Akan Terhibur

Dalam setiap episodenya, “Chief of Staff” menawarkan hiburan yang memikat bagi para penontonnya. Dari karakter yang kompleks hingga plot yang menegangkan, drama ini menyajikan campuran yang sempurna antara cerita politik dan drama personal yang menarik perhatian tanpa henti.

Keahlian penulis naskah dalam menyusun alur cerita yang mengalir dengan lancar tanpa terlalu memusingkan penonton adalah salah satu daya tarik utama drama ini. Selain itu, akting para pemeran pendukung yang hebat juga menjadi pilar yang kokoh dalam membawa cerita ini menjadi lebih hidup dan mendalam.

Meski berlatar belakang politik, “Chief of Staff” tetap mampu menyajikan sajian yang menghibur dan mengasyikkan. Penonton akan diajak masuk ke dalam dunia politik yang kompleks, namun sekaligus terhibur dengan intrik dan kecerdasan yang ditampilkan oleh para karakternya.

Drama ini juga berhasil menunjukkan bahwa politik tidak selalu berarti kaku dan membosankan, tetapi bisa menjadi panggung dramatis yang menyajikan kehidupan manusia dengan segala dinamikanya.

Kesimpulan

Dalam kesimpulannya, “Chief of Staff” adalah drakor dengan kisah politik penuh intrik yang menghipnotis penontonnya. Dengan kecerdasan penulis naskah, akting luar biasa para pemain, dan alur cerita yang menegangkan, drama ini berhasil menarik perhatian dan memecahkan rekor sebagai drama dengan rating episode pertama tertinggi di JTBC.

Dalam sorotan sinematiknya, “Chief of Staff” menyajikan hiburan yang menghibur dan memukau, membuktikan bahwa politik sejatinya adalah panggung dramatis yang tiada henti dipenuhi sandiwara.

 

By Mega

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *